PERSALINAN PADA PRESENTASI SUNGSANG
dr.Bambang Widjanarko, SpOG
Fak.Kedokteran & Kesehatan UMJ
Persalinan pada presentasi
sungsang :
- Persalinan pervaginam:
- Persalinan sungsang spontan pervaginam (cara Bracht)
- Ekstraksi bokong parsialis
- Ekstraksi bokong / kaki totalis
- Persalinan perabdominal: Sectio Caesar
Indikasi :
- Janin besar
- Janin “viable” dengan gawat
janin
- Nilai anak sangat tinggi (
high social value baby )
- Keadaan umum ibu buruk
- Inpartu tapi dengan kemajuan
persalinan yang tidak memuaskan ( partus lama, “secondary arrest“ dsbnya)
- Panggul sempit atau kelainan
bentuk panggul
- Hiperekstensi kepala
- Bila sudah terdapat indikasi
pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu (beberapa ahli
mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
- Disfungsi uterus (beberapa
ahli mencoba untuk mengakhiri persalinan dengan oksitosin drip)
- Presentasi bokong tidak
sempurna atau presentasi kaki
- Janin sehat preterm pada
pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk segera mengakhiri
kehamilan atau persalinan.
- Gangguan pertumbuhan
intrauterine berat
- Riwayat obstetri buruk
- Operator tidak berpengalaman
dalam melakukan pertolongan persalinan sungsang spontan pervaginam
- Pasien menghendaki untuk
dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.
TEHNIK PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG
MEKANISME PERSALINAN SUNGSANG SPONTAN PER
VAGINAM
Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada
presentasi sungsang dengan persalinan pada presentasi belakang kepala.
Pada presentasi belakang kepala, bila kepala sudah
lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses persalinan selanjutnya dan
umumnya tanpa kesulitan.
Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian
tubuh janin tidak selalu dapat diikuti dengan persalinan kepala secara spontan.
Dengan demikian maka pertolongan persalinan sungsang pervaginam memerlukan
keterampilan khusus dari penolong persalinan.
Engagemen dan desensus bokong terjadi melalui masuknya
diameter bitrochanteric bokong melalui diameter oblique panggul.
Panggul anterior anak umumnya mengalami desensus lebih
cepat dibandingkan panggul posterior.
Pada saat bertemu dengan tahanan jalan lahir terjadi
putar paksi dalam sejauh 450 dan diikuti dengan pemutaran panggul
anterior kearah arcus pubis sehingga diameter bi-trochanteric menempati
diameter antero-posterior pintu bawah panggul.
Setelah putar paksi dalam, desensus bokong terus
berlanjut sampai perineum teregang lebih lanjut oleh bokong dan panggul
anterior terlihat pada vulva.
Melalui gerakan laterofleksi tubuh janin, panggul
posterior lahir melalui perineum.
Tubuh anak menjadi lurus ( laterofleksi berakhir )
sehingga panggul anterior lahir dibawah arcus pubis. Tungkai dan kaki dapat
lahir secara spontan atau atas bantuan penolong persalinan.
Setelah bokong lahir, terjadi putar paksi luar bokong
sehingga punggung berputar keanterior dan keadaan ini menunjukkan bahwa saat
itu diameter bisacromial bahu sedang melewati diameter oblique pintu atas
panggul.
Bahu selanjutnya mengalami desensus dan mengalami
putar paksi dalam sehingga diameter bis-acromial berada pada diameter
antero-posterior jalan lahir.
Segera setelah bahu, kepala anak yang umumnya dalam
keadaan fleksi maksimum masuk panggul melalui diameter oblique dan kemudian
dengan cara yang sama mengalami putar paksi dalam sehingga bagian tengkuk janin
berada dibawah simfisis pubis. Selanjutnya kepala anak lahir melalui gerakan
fleksi.
Engagemen bokong dapat terjadi pada diameter
tranversal panggul dengan sacrum di anterior atau posterior. Mekanisme
persalinan pada posisi tranversal ini sama dengan yang sudah diuraikan diatas,
perbedaan terletak pada jauhnya putar paksi dalam ( dalam keadaan ini putar
paksi dalam berlangsung sejauh 900 ).
Kadang-kadang putar paksi dalam terjadi sedemikian
rupa sehingga punggung anak berada dibagian posterior dan pemutaran semacam ini
sedapat mungkin dicegah oleh karena persalinan kepala dengan dagu didepan akan
jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan dagu di belakang selain itu dengan
arah pemutaran seperti itu kemungkinan terjadinya hiperekstensi kepala anak
juga sangat besar dan ini akan memberi kemungkinan terjadinya “after coming
head” yang amat besar.
PENATALAKSANAAN PERSALINAN
Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh
lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
- Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat
dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi
janin serta keadaan umum ibu.
- Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan
persalinan.
- Persiapan tenaga penolong persalinan – asisten penolong persalinan -
dokter anak dan ahli anaesthesi.
Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri
dari 3 tahapan :
- Fase lambat pertama:
- Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
- Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani
secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang
mungkin terjadi.
- Fase cepat:
- Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
- Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi
pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga
sirkulasi uteroplasenta terganggu.
- Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam
1 – 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
- Fase lambat kedua:
- Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
- Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh
dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang
terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.
Tehnik pertolongan sungsang spontan
pervaginam (spontan BRACHT )
- Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang
sekitar 5 cm.
- Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his
berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan
terselesaikan.
- Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah,
bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong
berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada
pada bokong janin (gambar 1)
- Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke
perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
- Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua
ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat
jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
- Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan
( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau
kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
- Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir
mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
- Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis
searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala
janin
- Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan
seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang
kepala.
Gambar 1 :
Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan
Bracht
Prognosis
- Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang
kepala.
- Prognosa lebih buruk oleh karena:
- Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi
terjadinya peristiwa “after coming head”.
- Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Sebab kematian anak:
- Talipusat terjepit saat fase cepat.
- Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan
kepala anak pada fase lambat kedua.
- Trauma collumna vertebralis.
- Prolapsus talipusat.
EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN
SUNGSANG PERVAGINAM
= manual aid
Terdiri dari 3 tahapan :
- Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
- Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
- Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
PERSALINAN BAHU DAN LENGAN
Gambar 3
Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan sungsang pervaginam
- Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong
berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka
anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada
didepan pangkal paha (gambar 3) .
- Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan)
jalan lahir.
- Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari
cara-cara berikut:
- Lovset.
- Klasik.
- Müller.
1. Persalinan bahu dengan cara LOVSET.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800)
searah dan berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah
sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).
Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :
- Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu
panggul)
- Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih
panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada
posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior
Tehnik :
Gambar 4 Tubuh
janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.
Dilakukan
pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 5 Sambil
dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang
berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Gambar 6 Tubuh
janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
- Tehnik sederhana.
- Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
- Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2. Persalinan bahu dengan cara KLASIK
- Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
- Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan
dibawah simfisis.
- Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh
karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang
panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Tehnik :
Gambar 7
Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
Gambar 8
Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
- Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan
penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi
sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
- Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan
telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan
kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”,
lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin
diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin
dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah
“mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan
dilahirkan dengan cara yang sama.
Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan
depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan
belakang dengan cara:
- Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan
jari-jari lain didepan dada.
- Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga
lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang
sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada
persalinan bahu
Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir
meningkatkan resiko infeksi
3. Persalinan bahu dengan cara MüELLER
- Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui
ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum
)
- Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi
pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk
mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset :
mengait lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
- Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
- Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh
janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan
selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian
bawah.
- Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan
tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),,
traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir
dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan
kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)
Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena
tangan penolong tidak masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir maka resiko
infeksi berkurang.
Melahirkan LENGAN MENUNJUK.
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada
persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan
menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat
terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Gambar 11 Lengan
menunjuk ( “ nuchal arm”)
- Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong
berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain
didepan dada.
- Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan
yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan
dada (menjadi lengan depan).
- Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara
KLASIK.
Gambar 12 Lengan
kiri menunjuk kekanan
Gambar 13 Tubuh
anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)
Gambar 14
Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat
dengan sinfisis) maka :
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan
terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari
penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu
keadaan dimana pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping
kepala.
Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan spontan
pervaginam.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah
melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.
Gambar 15.
Melahirkan lengan menjungkit
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan
pertolongan persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan
lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan
yang menjungkit.
PERSALINAN KEPALA
~ After Coming Head
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi
sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
- Cara MOURICEAU
- Cara PRAGUE TERBALIK
1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)
Gambar 16 Tehnik
Mouriceau
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah
menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari
telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
- Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang
kuda”.
- Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah
tangan yang lain.
- Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis
untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
- Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
2. Cara PRAGUE TERBALIK
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan
sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan
punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan
kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian
rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak
dilahirkan.
Gambar 17
Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik
EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan
proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
- Ekstraksi bokong
- Ekstraksi kaki
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan
bokong yang sudah berada didasar panggul.
Tehnik :
- Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan
jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari
tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain
penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut
melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
- Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat
dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha
belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk
melahirkan bokong (gambar 20)
- Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”
dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi
bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan
pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
Gambar 19 Untuk
memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan
seperti terlihat pada gambar.
Gambar 20 Traksi
dengan kedua jari untuk melahirkan bokong
EKSTRAKSI KAKI
- Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian
kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan
tangan lain membuka labia.
- Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal
paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi
dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
- Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki
janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar
22)
- Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke
II dan III dan dituntun keluar dari vagina (gambar 23)
Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki dengan
menyelusuri bokong sampai fosa poplitea
|
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri
dalam usaha mencari kaki janin
|
|
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada
persalinan sungsang (maneuver Pinard)
- Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu
jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain
didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah
pada kaki sampai pangkal paha lahir
- Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu
jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan
paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter
depan lahir ( gambar 24)
- Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk
melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar
25)
- Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan
traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan
lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan
pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk
mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan
sampai skapula depan terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang
bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan
rotasi sebelum skapula terlihat.
Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah
boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk
melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan
belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam
bahwa setelah bahu belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara
yang sama dengan melahirkan lengan belakang.
KOMPLIKASI PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Komplikasi ibu
- Perdarahan
- Trauma jalan lahir
- Infeksi
Komplikasi anak
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi
pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan
anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga
menyebabkan terjadinya aspirasi.
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh
terjepitnya talipusat pada fase cepat
Terjadi sebagai akibat :
·
Panggul sempit
·
Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
·
Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua
terlalu cepat)
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
·
Fraktura tulang kepala
·
Fraktura humerus
·
Fraktura klavikula
·
Fraktura femur
·
Dislokasi bahu
- Paralisa nervus brachialis yang
menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis
oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan
pada leher saat membebaskan lengan.
Sumber Bacaan :
- American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery.
Number 265, December 2001.
- Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al:
Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet
Gynecol 103:407, 2004
- Cunningham FG (editorial) : Breech
Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd
ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
- Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of
Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
- Martohoesodo S, Hariadi: Distosia
karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd
ed Jakarta, YBP-SP,1997
- Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th
ed, London, Bailliere Tindal,1977